Sentimen Domestik Kerek Rupiah ke Rp14.054 per Dolar AS

Ilustrasi. 

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.054 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Selasa (12/11) sore. Kurs mata uang garuda tercatat menguat 13 poin atau 0,09 persen dibandingkan perdagangan Senin (11/11) lalu, yakni Rp14.067 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.059 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi Senin (11/11), yakni Rp14.040 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di rentang Rp14.035,5 hingga Rp14.062 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea menguat 0,44 persen, peso Filipina 0,23 persen, dan yuan China 0,10 persen.


Penguatan juga terjadi pada ringgit Malaysia sebesar 0,06 persen dan baht Thailand 0,03 persen.

Perbaikan ekonomi tersebut didapatkan dari membaiknya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal III 2019 yang berkurang menjadi 2,7 persen dibandingkan nilai sebelumnya, yakni sebesar 3,0 persen dari PDB.Sementara pelemahan terjadi pada yen Jepang sebesar 0,17 persen, lira Turki sebesar 0,15 persen, dan dolar Singapura yang melemah tipis 0,01 persen terhadap dolar AS. Hanya dolar Hong Kong berada di posisi stagnan dan tak bergerak terhadap dolar AS.

Di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris melemah 0,17 persen. Kemudian, dolar Kanada dan dolar Australia masing-masing melemah 0,12 persen, dan euro juga melemah 0,09 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah disebabkan sentimen terkait informasi tentang ekonomi Indonesia yang membaik.

"Hal tersebut membawa berkah bagi pelaku pasar sehingga optimisme kembali menguat di kalangan pebisnis," kata Ibrahim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (12/11).


"PDB tumbuh 5,02 persen pada kuartal III 2019 itu di atas perkiraan pasar," ungkapnya.

Kendati demikian, Ibrahim menyebut rupiah masih dapat berpotensi melemah dengan ketidakjelasan perjanjian dagang antara AS dan China. Namun tidak menutup kemungkinan juga dapat menguat dari sentimen positif internal seperti yang terjadi sore ini.

"Walaupun data eksternal yang negatif tidak serta merta mata uang rupiah kembali melemah," tuturnya.

Lebih lanjut,Ibrahim berpendapat dalam transaksi Rabu (13/11) besok, rupiah kemungkinan akan melemah dengan kisaran level Rp14.015 hingga Rp14.080 per dolar AS.

Share:

Miliarder Kehilangan Rp5.432 T Gara-gara Perang Dagang

Ilustrasi.

Kekayaan gabungan miliarder dunia menyusut 4,3 persen atau senilai US$388 miliar setara dengan Rp5.432 triliun (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) pada 2018. Bank Swiss UBS dan perusahaan auditor PwC melaporkan sejumlah peristiwa ekonomi dan keuangan, seperti perang dagang dan volatilitas pasar menjadi biang keladinya.

Laporan itu menyebut jumlah miliarder dunia menciut hingga 57 orang dari total orang kaya dunia sebanyak 2.101. 

Seperti dilansir CNN.com, Senin (11/11), Asia menjadi wilayah yang terpukul paling parah. Disebutkan, kekayaan miliarder di China rontok 12,3 persen karena depresiasi mata uang yuan terhadap dolar AS.

Tidak cuma itu, jumlah miliarder China juga ikut berkurang 48 orang menjadi hanya 325 miliarder.

Meski demikian, Asia mengklaim jumlah miliardernya masih yang terbanyak di dunia. Bahkan, China mengaku miliardernya telah meningkatkan peringkat mereka dengan cepat selama lima tahun terakhir menjadi miliarder terbesar kedua setelah Amerika Utara.

Kendati demikian, laporan tersebut mengungkap miliarder di Amerika Serikat masih yang terbaik, didukung oleh keberhasilan industri teknologi. Pada akhir 2018, ada 89 miliarder yang mendapuk kekayaan dari sektor teknologi. Jumlah ini naik dari 70 pada 2017 lalu.

Selain itu, di tengah perlambatan ekonomi global, kekayaan yang dimiliki miliarder di seluruh wilayah Amerika tumbuh 4,8 persen pada 2018, dengan jumlah miliarder 749 orang.

Menurut laporan PwC, pengusaha teknologi terus mendongrak ekonomi global. Miliarder teknologi memiliki aset US$1,3 triliun pada akhir 2018, dengan kekayaan bersih hampir 2 kali lipat selama lima tahun terakhir.

Share:

Sektor Pertambangan Seret IHSG ke 6.148 di Awal Pekan

Ilustrasi. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhenti di teritori negatif pada perdagangan Senin (11/11). Indeks ditutup di level 6.148 turun 29,24 poin atau 0,47 persen.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp5,68 triliun dengan volume 6,5 miliar saham. Pelaku pasar asing tercatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp524,7 triliun.

Pada penutupan kali ini, 155 saham bergerak menguat, 247 turun, dan 155 lainnya tidak bergerak. Di sisi lain, mayoritas indeks sektoral mengalami koreksi. Sektor pertambangan memimpin pelemahan sebesar 2,76 persen. Sementara itu, sektor industri dasar dan agrikultur terpantau menguat.


Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pukul 16.15 WIB melemah 0,4 persen ke level Rp14.067 per dolar AS. Sejak pagi, rupiah bergerak dalam rentang Rp14.014-Rp14.073 per dolar AS.

IHSG melemah bersama mayoritas indeks saham Asia. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Kospi Index di Korea Selatan turun 0,61 persen, Hang Seng di Hong Kong turun 2,62 persen, dan Nikkei225 di Jepang turun 0,26 persen.

Senada, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak melemah. Indeks FTSE100 di Inggris turun 0,44 persen dan DAX di Jerman turun 0,09 persen. Sedangkan, indeks CAC All-Tredable di Perancis naik 0,11 persen.

Share:

Rupiah Keok ke Rp14.067 per Dolar AS Gara-gara Komentar Trump

Ilustrasi.

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.067 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Senin (11/11) sore. Kurs mata uang garuda tercatat melemah 53 poin atau 0,40 persen dibandingkan perdagangan Jumat (8/11) lalu, yakni Rp14.014 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.040 per dolar AS yang juga melemah dibandingkan posisi Jumat (8/11), yakni Rp14.020 per dolar AS. Hari ini, rupiah bergerak di rentang Rp14.030 hingga Rp14.071,5 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea melemah 0,78 persen, peso Filipina melemah 0,60 persen, lira Turki 0,30 persen, dan rupee India 0,27 persen.


Selanjutnya, ringgit Malaysia juga melemah 0,21 persen, dolar Singapura melemah 0,18 persen, yuan China 0,12 persen, serta dolar Hong Kong turut melemah sebesar 0,05 persen per dolar AS.

Sementara Ibrahim mengatakan putaran baru data ekonomi AS akan diawasi ketat karena pasar berusaha mengukur dampak konflik perdagangan antara China dan AS pada prospek pertumbuhan ekonomi.Penguatan hanya terjadi pada baht Thailand dan yen Jepang dengan nilai penguatan masing-masing sebesar 0,08 dan 0,23 persen terhadap dolar AS.

Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris menguat 0,22 persen, dolar Kanada menguat tipis 0,02 persen, serta euro menguat 0,06 persen. Pelemahan hanya terjadi pada dolar Australia dengan nilai sebesar 0,06 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah terjadi akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang membantah kesepakatan dagang dengan China.

"Pernyataan itu memicu keraguan baru tentang kapan dua ekonomi terbesar dunia itu (AS dan China) dapat mengakhiri perang dagang yang telah memperlambat pertumbuhan global," Kata Ibrahim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (11/11).


Di sisi domestik, Ibrahim melihat sentimen positif dari Bank Indonesia atas penurunan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal III yaitu dari 3 persen menjadi 2,7 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Menurut Ibrahim, perbaikan CAD yang didukung oleh cadangan devisa yang meningkat sebesar US$2 miliar, serta perbaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), pada kuartal tiga menunjukkan perbaikan.

Pasalnya, NPI kuartal III hanya mencatat defisit sebesar US$46 juta yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$2 miliar.

"Imbasnya, defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal tiga tahun 2019 tercatat sebesar US$7,7 miliar, atau 2,7 persen dari PDB lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya yang mencapai US$8,2 miliar. Sehingga membuat nilai tukar rupiah terjaga sampai akhir tahun," tuturnya.

Lebih lanjut, Ibrahim berpendapat bahwa pada transaksi Selasa (12/11), rupiah diperkirakan masih akan melemah di kisaran Rp14.020 hingga Rp14.085 per dolar AS.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191111162334-78-447381/rupiah-keok-ke-rp14067-per-dolar-as-gara-gara-komentar-trump
Share:

KAI Ramal Penumpang Naik 3 Persen Saat Natal dan Tahun Baru

Ilustrasi.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro memperkirakan momen Natal dan Tahun Baru 2020 akan mendongkrak jumlah penumpang. Proyeksinya, penumpang kereta akan meningkat sampai dengan 3 persen pada momen tersebut.

"Mungkin 3 persen- 4 persen, mirip tahun lalu," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (11/11).

Ia optimistis peningkatan jumlah penumpang akan terlayani dengan baik. Pasalnya, peningkatan jumlah penumpang yang terjadi tersebut masih sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki KAI.

Menurutnya, kereta yang ada saat ini, masih cukup menampung kenaikan penumpang sebesar 3 persen-4 persen.

Edi mengatakan sarana dan prasarana tersebut akan dimaksimalkan supaya lonjakan jumlah penumpang tidak mengganggu kenyamanan. Ia mengatakan penambahan perjalanan kereta selama Natal dan Tahun baru memang dimungkinkan untuk mengimbangi kenaikan jumlah penumpang.

Namun, untuk melaksanakan kebijakan tersebut, pihaknya perlu menghitung terlebih dahulu besaran kenaikan penumpang yang terjadi.

"Kemungkinan nambah perjalanan kereta ada, tapi saat ini kami masih menghitung semua," katanya. 



Share:

BI Bayar Gaji Pegawai Rp3,75 Triliun Tahun Depan

Ilustrasi.

Bank Indonesia (BI) mengalokasikan Rp3,75 triliun untuk gaji dan penghasilan lain pegawai bank sentral tahun depan. Alokasi tersebut tersebut meningkat 5,82 persen dibandingkan 2019, Rp3,54 triliun.

Hal itu disampaikan Gubernur BI Perry Wardjiyo saat menghadiri rapat dengan Komisi XI DPR pada Senin (11/11).

"Rencana Anggaran Tahunan BI yang telah kami sampaikan masih didasarkan atas asumsi makro dalam RAPBN, yang tentu dengan tetap melihat kondisi perekonomian terkini," paparnya.


Tahun depan, BI memperkirakan perekonomian akan tumbuh 5,3 persen atau meningkat dari prognosa tahun ini yang cuma 5,05 persen.

Kenaikan juga terjadi pada anggaran penyelenggaraan operasional kegiatan pendukung sebesar 8,97 persen menjadi Rp1.291 triliun; program sosial BI dan pemberdayaan sektor riil dan UMKM sebesar 10,5 persen menjadi Rp520 miliar; dan cadangan anggaran sebesar 12,56 persen menjadi Rp272 miliar.Kemudian, inflasi ditargetkan melandai dari tahun ini 3,23 persen menjadi 3,1 persen.

Sementara nilai tukar diprediksi melemah dari melemah dari prognosa tahun ini di kisaran Rp14.200 per dolar AS menjadi Rp14.400 per dolar.

Alokasi gaji dan penghasilan lain pegawai BI memakan porsi anggaran paling besar yaitu 33,6 persen dari total anggaran Rp11,15 triliun.

Selain gaji, tahun depan, alokasi anggaran manajemen sumber daya manusia juga meningkat 26,38 persen menjadi Rp2,95 triliun. Lalu, anggaran logistik naik 20,53 persen menjadi Rp1.411 triliun.


Proyeksi penurunan pengeluaran hanya terjadi pada pos pajak yaitu sebesar 0,41 persen dari Rp965 miliar menjadi Rp961 miliar.

Penerimaan Naik
Besarnya pengeluaran BI tahun depan ditutup oleh penerimaan yang diproyeksi meningkat 17,84 persen menjadi Rp31,99 triliun.

Penerimaan tersebut berasal dari hasil pengelolaan aset valas yang diperkirakan mencapai Rp31,89 triliun, naik 17,98 persen.

Penerimaan juga disumbang oleh operasional kegiatan pendukung sebesar Rp23 miliar (turun 34,21 persen) dan penerimaan administrasi Rp84 miliar (minus 3,1 persen).

Dengan postur tersebut, neraca BI tahun depan diperkirakan surplus Rp20,84 triliun atau menanjak 20,88 persen dari tahun ini, Rp17,25 triliun.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191111165855-78-447390/bi-bayar-gaji-pegawai-rp375-triliun-tahun-depan
Share:

Salip Bank, Pinjaman Online Serap Ratusan Ribu Tenaker

Ilustrasi.

Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) melansir penyerapan tenaga kerja oleh industri financial technology (fintech) dengan skema P2P Lending sebanyak 362.312 orang. Angka ini melampaui penyerapan tenaga kerja oleh industri keuangan konvensional.

Dalam riset tersebut, Indef menyebut sektor jasa keuangan perbankan hanya menyerap 9.791 tenaga kerja. Disusul, sektor jasa asuransi mempekerjakan 7.338 orang, dan dana pensiun mempekerjakan 14.620 orang.

Sementara itu, sektor jasa lainnya, seperti programmer, developer aplikasi dan sejenisnya menyerap tenaga kerja hingga 100.883 orang.

Serapan tenaga kerja industri fintech P2P Lending terbanyak di sektor perdagangan selain mobil dan sepeda motor. Kemudian, jasa lembaga keuangan lainnya, pertanian, kehutanan dan perikanan, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang.


Lewat riset bertajuk Studi Dampak Fintech P2P Lending Terhadap Perekonomian Nasional itu, INDEF juga mengklaim kontribusi pinjaman online terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp60 triliun.


Kehadiran fintech P2P Lending juga disebut turut menurunkan angka kemiskinan hingga 0,70 persen atau sebanyak 177 ribu jiwa.


Share:

Kontrak Blok Corridor Diperpanjang, Negara Dapat Rp3,5 T

Ilustrasi.

 Kementerian ESDM resmi memperpanjang Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja (WK) Corridor dengan skema gross split. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kontrak bagi hasil blok minyak dan gas (migas) itu dengan ConocoPhillips melalui anak usahanya ConocoPhillips (Grissik) Ltd.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kontrak bagi hasil blok migas yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan itu akan berlaku untuk 20 tahun ke depan. Kontrak ini berlaku efektif mulai 20 Desember 2023.

"Penandatangan ini sudah melalui rangkaian evaluasi dan pertimbangan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas, hingga akhirnya Kementerian ESDM memberikan keputusan kelanjutan Blok Corridor pada Juli lalu," ujarnya, Senin (11/11).


Sejak 2012, blok migas itu dioperatori oleh ConocoPhillips (Grissik) Ltd. dengan hak partisipasi (participating interest) sebesar 54 persen. Sisanya, hak kelola blok ini dipegang oleh PT Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 10 persen, dan Talisman (Corridor) Ltd. atau Repsol Energy sebesar 36 persen.

Usai penandatanganan, Arifin berpesan agar kontraktor senantiasa menjaga dan meningkatkan laju produksi di Blok Corridor.Dalam kontrak kerja sama yang baru, terdapat perubahan porsi kepemilikan hak partisipasi, namun kepemilikannya tetap. Porsi ConocoPhillips (Grissik) Ltd. turun menjadi 46 persen, lalu PT Pertamina Hulu Energi Corridor memegang hak partisipasi sebesar 30 persen. Sementara itu, Talisman (Corridor) Ltd. atau Repsol Energy mengempit hak partisipasi sebesar 24 persen.

Hak partisipasi yang dimiliki oleh kontraktor tersebut termasuk hak partisipasi 10 persen yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Arifin menuturkan pemerintah menganggap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksisting memiliki kemampuan teknis dan keuangan yang baik untuk mengelola Blok Corridor.

Ia menambahkan perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) lima tahun pertama sebesar US$250 juta setara Rp3,5 triliun mengacu kurs Rp14 ribu per dolar AS. Selain itu, negara juga mengantongi pemasukan senilai US$250 juta dari bonus tanda tangan (signature bonus).


"Kontraktor juga diharap melaksanakan komitmen-komitmen yang tertuang dalam kontrak termasuk Komitmen Kerja Pasti (KKP) lima tahun pertama dan meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan migas," katanya.

Dalam tiga tahun pertama, ConocoPhillips akan bertindak sebagai operator. Selanjutnya, PT Pertamina (Persero) akan menjadi operator hingga akhir masa kontrak.

Sebagai informasi, produksi gas Blok Corridor merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia, yakni sebesar 1.100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 12 persen dari total produksi gas domestik saat ini. Sementara itu produksi minyak dan kondensat Blok Corridor mencapai 6.600 juta barel minyak per hari (bph).

Share:

BI Prediksi Perlu Lima Tahun Agar Ekonomi RI Tumbuh 6 Persen

Dody Budi Waluyo. 


Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia baru bisa menyentuh 6 persen dalam waktu 5 tahun. Hal tersebut diungkapkannya berdasarkan data studi yang telah dilakukan bank sentral.

"Kami melakukan studi, dan menurut outlook, (pertumbuhan ekonomi) kita dapat mencapai 6 persen, (tepatnya) 6,162 persen sekitar 5, 6 tahun dari sekarang," kata Dody saat melakukan rapat kerja (raker) dalam Strategi dan Program Kerja Bank Indonesia serta implikasinya terhadap Keuangan Bank Indonesia 2019-2020 dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (11/11).

Menurut Dody, laju ekonomi tersebut bisa tercapai jika pemerintah mampu menyusun kebijakan yang mendorong permintaan, khususnya sektor riil.


Namun, ia mengingatkan kebijakan tersebut harus dilakukan dengan memperhitungkan dampak jangka panjang dan jangka menengah terhadap pertumbuhan ekonomi, tidak hanya jangka pendek.

Hal tersebut yang menjadi alasan BI untuk keluar dari 'pagar'nya dengan menjadi fasilitator antara sektor perekonomian dengan pemerintah daerah dan pusat. Tujuannya, untuk membangun sinergi dan koordinasi antara pemerintah daerah, pusat, serta BI dalam menyusun kebijakan terkait permasalahan sektor tersebut.Misalnya, dengan membangun faktor-faktor produksi melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM), modal teknologi serta infrastruktur.

"(Kebijakan) itu lebih bermain signifikan ketimbang mengandalkan suku bunga dan kebijakan fiskal yang sifatnya lebih jangka pendek," ungkapnya.

Tak hanya itu, Dody menekankan pentingnya bauran kebijakan. Menurut Dody, bauran kebijakan harus searah antara kebijakan yang diambil BI dengan kebijakan fiskal pemerintah.

"Yang penting itu reformasi struktural itu berjalan," imbuhnya.


"Kami bertemu beberapa sektor yang bisa kami usulkan kepada pemerintah bahwa itu sektor unggulan dan kombinasi itu telah berjalan selama ini," ungkapnya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi domestik masih terjebak di kisaran 5 persen selama beberapa tahun terakhir. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I hanya 5,07 persen dan kuartal II 5,05 persen. Terakhir, pertumbuhan ekonomi kuartal III yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) pun hanya dapat tumbuh 5,02 persen.

Sejumlah ekonom menilai pergerakan laju ekonomi domestik tak lepas dari kondisi global yang lesu menyusul perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Share:

Recent Posts